
PANGKEP SULSEL – Ketua Dewan Pengurus Daerah Jurnalis Nasional Indonesia (JNI) Cabang Kabupaten Pangkep, Herman Djide, menyoroti potensi besar lahan tidur yang belum dimanfaatkan secara maksimal di wilayah Pangkep. Saat mengunjungi wisata Bendung Tabo Tabo, Kecamatan Bungoro, ia mengajak masyarakat dan pemerintah setempat untuk mulai mendata serta mengelola lahan yang selama ini terbengkalai.
Dalam kunjungannya pada Sabtu (22/2/2025), Herman Djide menekankan pentingnya pemetaan lahan tidur yang ada di berbagai desa di Pangkep. Menurutnya, data yang akurat sangat dibutuhkan agar pemanfaatannya bisa direncanakan dengan baik dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar.
“Kita belum tahu secara pasti berapa luas lahan tidur yang ada di Pangkep, padahal jika dikelola dengan baik, hasilnya bisa sangat besar dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, ” ujar Herman Djide.
Ia mengusulkan agar setiap kantor desa memiliki data lahan yang menganggur sehingga bisa menjadi acuan bagi masyarakat dan investor yang ingin mengembangkan pertanian atau usaha produktif lainnya. Menurutnya, tanpa data yang jelas, potensi ekonomi dari lahan-lahan ini akan terus terabaikan.
Sebagai contoh, Herman Djide menyoroti peluang besar dalam sektor pertanian. Ia menyebut bahwa jika lahan tidur dimanfaatkan untuk menanam komoditas bernilai ekonomi tinggi seperti pepaya, maka hasil panennya dapat mencapai miliaran rupiah dalam satu siklus tanam.
“Misalnya saja, satu hektare lahan ditanami pepaya dengan sistem yang baik, dalam beberapa bulan bisa menghasilkan panen bernilai tinggi. Jika kita kalikan dengan luas lahan tidur yang ada, bayangkan berapa banyak yang bisa dihasilkan untuk kesejahteraan masyarakat, ” jelasnya.
Herman Djide juga mengajak berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, kelompok tani, dan investor lokal untuk bersama-sama mencari solusi dalam pemanfaatan lahan tidur ini. Menurutnya, peran serta semua pihak sangat penting agar lahan-lahan yang selama ini tidak produktif bisa diubah menjadi sumber penghasilan yang berkelanjutan.
Tak hanya di sektor pertanian, ia juga melihat potensi lahan tidur untuk dijadikan area peternakan, perikanan, atau bahkan destinasi wisata berbasis alam. Dengan inovasi dan dukungan yang tepat, lahan tidur bisa memberikan banyak manfaat bagi warga Pangkep.
“Kita butuh komitmen dan kolaborasi untuk menjadikan lahan tidur ini lebih produktif. Jangan sampai tanah yang seharusnya bisa memberi manfaat justru dibiarkan begitu saja, ” tambahnya.
Selain itu, ia juga mengajak dunia pendidikan untuk berperan dalam mengedukasi masyarakat tentang cara mengelola lahan tidur dengan teknik pertanian modern. Menurutnya, sekolah-sekolah bisa menjadi pusat edukasi yang mengajarkan siswa dan masyarakat cara bercocok tanam yang lebih efisien dan menguntungkan.
Ia berharap kunjungannya ke Bendung Tabo Tabo ini bisa menjadi pemantik semangat bagi warga Pangkep untuk lebih peduli terhadap potensi lahan tidur di daerah mereka. Menurutnya, jika semua pihak bersatu, bukan tidak mungkin Pangkep bisa menjadi daerah yang lebih maju dalam sektor pertanian dan ekonomi berbasis lahan produktif.
“Kita harus mulai dari sekarang. Jangan hanya melihat, tetapi juga bertindak. Dengan pengelolaan yang baik, Pangkep bisa menjadi contoh daerah yang sukses dalam mengoptimalkan lahan tidur, ” pungkasnya.
Dengan adanya dorongan dari berbagai pihak, diharapkan lahan-lahan yang selama ini terbengkalai di Pangkep bisa segera dikelola dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat.(Hik )